MOHAMMAD DIPONEGORO Senantiasa Memperjuangkan Nilai-Nilai Islam (Epilog buku ZAMAN PERANG)
Sunday, December 02, 2018
Edit
“... / Ah Mohammad kau mati muda / Gerbang Syam berkarat ukirnya / Iblispun pernah menantangmu / Allahu Akbar sementara Rakib Atid / mencatat-catat tiap amalmu / tentang jauhnya perjalananmu / syahdan, Izrail pun segera menjemputmu / perlukah kudendangkan Annaba / sementara kau berjalan tetap / kemudian sunyi // Gema takbir mengetuk pintu langit / dan para malaikat asung salam / dibukakannya pintu-pintunya / demikian jauh kabar dari langit / yang bercerita tentang komidi alam baka // ... “ (1983).
Sajak ini adalah persembahan terakhir Jamil Suherman kepada Mo-hammad Diponegoro, berjudul “Kereta Penghabisan”, dimuat dalam Kabar dari Langit (Pustaka, Bandung, 1988). Kata-kata dan suasana sajak ini meng-ingatkan kepada kita, siapakah sebenarnya Mohammad Diponegoro (dising-kat MD). Dia adalah sastrawan, teaterawan, dan wartawan yang amat getol memperjuangkan nilai-nilai religiositas. Namanya menjadi besar, antara lain, berkat lakonnya Iblis. Lakon ini sangat populer tahun 60-an lewat Teater Muslim di Yogyakarta. Sayang, pada 9 Mei 1982 (14 tahun lalu), MD telah meninggalkan kita untuk selamanya.
Mungkin banyak sudah orang melupakan nama MD. Tetapi, tak mungkinlah bagi para pecinta sastra Indonesia. Sebab, meski tak banyak, karya-karya MD (puisi, cerpen, drama, novel) memiliki misi, warna, dan nuansa tersendiri yang menghiasi sejarah sastra Indonesia. Karena itu, untuk mengenang jasa-jasa kesastrawanannya, saat ini kita pantas mene-ngok kembali kiprah MD dalam dunia sastra Indonesia.
Nah.... untuk mengetahui lebih lanjut, silakan DOWNLOAD.