BAHASA DAN POLITIK (2016)
Tuesday, May 15, 2018
Edit
Pilihan bahasa dengan campur kode oleh calon legislatif (sebagai penutur) kepada calon pemilih (sebagai mitra tutur) pada Pemilu Legislatif 2014 dilakukan dengan berbagai tujuan. Secara linguistik, tujuan yang hendak dicapai oleh calon legislatif (sebagai penutur) kepada calon pemilih (sebagai mitra tutur) pada Pemilu Legislatif 2014, antara lain, mendekatkan diri kepada calon pemilih, menjaga kedekatan yang sudah terjalin, memudahkan calon pemilih untuk mengingat dengan bahasa daerah, menyentuh calon pemilih yang berasal dari kelas marginal, menarik perhatian calon pemilih, dan menghormati calon pemilih yang akan memberikan suaranya. Tindak tutur yang terdapat dalam kampanye Pemilu 2014 dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis tindak tutur, yaitu: tindak tutur representatif (asertif), tindak tutur direktif, tindak tutur komisif, dan tindak tutur ekspresif. Tindak tutur representatif tersebut berupa pernyataan. Adapun pernyataan yang dilakukan oleh para caleg berupa kualitas si caleg atau tindakan yang telah dilakukan oleh si caleg, misalnya: jujur, amanah, ono bukti ora korupsi, dan menyuarakan aspirasi tanpa korupsi. Pernyataan dalam kampanye tersebut tidak disertai data atau fakta sehingga tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Dan selanjutnya, jika hendak membaca lengkap buku ini... silakan DOWNLOAD.