ISTILAH SATUAN UKURAN DALAM BAHASA JAWA (2017)
Friday, April 20, 2018
Edit
Dalam bahasa Jawa terdapat lebih kurang 74 istilah yang digunakan untuk menunjukkan ukuran maupun satuan benda. Ketujuh puluh empat istilah tersebut terbagi menjadi tiga kategori, yaitu 61 istilah yang digunakan untuk menunjukkan jumlah atau banyaknya benda, 9 istilah yang digunkan untuk menunjukkan ukuran luas, dan 4 istilah yang digunakan untuk menunjukkan jarak.
Istilah yang digunakan untuk menunjukkan jumlah atau banyaknya benda, antara lain ajar, bedhol, bendhel, beruk, bojog, bongkok, bungkul, buntel, candhik, cawuk, deleg, dhapuran, dhompol, dulit, gada, gagrag, gedheng, gegem, gendhok, glintir, gluntung, grigih, ipit, iris, jamang, janjang, jinah, jodo, jumput, kakab, kepel, keris, (e)las, ler, lining, lirang, lonjor, mata, muk, ombyok, ontong, pangadeg, papah, pasang, poros, puluk, rakit, rongge, ros, sele, siyung, tampang, tangkeb, tundhun, ukel, until, unting, uyun, wawar, wuli, dan wungkus. Istilah yang digunakan untuk menunjukkan ukuran luas, antara lain bata, bau, clebek, iring, kedhok, lupit, paron, prowolon, dan ru. Adapun istilah yang digunakan untuk menunjukkan ukuran jarak, antara lain bedhug, jangkah, kesuk, dan kilan.
Istilah-itilah tersebut saat ini banyak yang tidak dikenal oleh masyarakat penutur bahasa Jawa yang ada di Jawa Tengah. Dari 74 istilah yang ada, hanya 36 istilah yang diketahui dan masih digunakan oleh masyarakat. Hal itu terlihat dari hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 36 istilah tersebut memiliki persentase pemakaian yang tinggi, yaitu 52%—100%. Istilah-istilah yang memiliki persentase penggunaan yang tinggi, antara lain gegem, iris, bedhol, buntel, kepel, pasang, bendhel, dulit, glintir, lirang, lonjor, siyung, ipit, jumput, sa ler, tundhun, jinah, tangkeb, wungkus, ombyok, unting, jodo, dhompol, bongkok, ros, gluntung, puluk, cawuk, papah, ukel, until, rakit, paron, iring, kilan, dan jangkah.
Sementara itu, 38 istilah lainnya banyak yang tidak diketahui oleh masyarakat. Masyarakat pun juga jarang sekali yang menggunakannya. Istilah-istilah penunjuk ukuran dan satuan yang memiliki persentase penggunaan kurang dari 50%, antara lain poros, mata, grigih, gedheng, muk, beruk, keris, pangadeg, janjang, (e)las, tampang, bungkul, bojog, dhapuran, gada, gagrag, wawar, ajar, gendhok, lining, deleg, candhik, ontong, rongge, uyun, jamang, kakab, wuli, sele, bata, kedhok, ru, bau, prowolon, clebek, lupit, kesuk, dan bedhug.
Istilah-itilah tersebut saat ini banyak yang tidak dikenal oleh masyarakat penutur bahasa Jawa yang ada di Jawa Tengah. Dari 74 istilah yang ada, hanya 36 istilah yang diketahui dan masih digunakan oleh masyarakat. Hal itu terlihat dari hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 36 istilah tersebut memiliki persentase pemakaian yang tinggi, yaitu 52%—100%. Istilah-istilah yang memiliki persentase penggunaan yang tinggi, antara lain gegem, iris, bedhol, buntel, kepel, pasang, bendhel, dulit, glintir, lirang, lonjor, siyung, ipit, jumput, sa ler, tundhun, jinah, tangkeb, wungkus, ombyok, unting, jodo, dhompol, bongkok, ros, gluntung, puluk, cawuk, papah, ukel, until, rakit, paron, iring, kilan, dan jangkah.
Sementara itu, 38 istilah lainnya banyak yang tidak diketahui oleh masyarakat. Masyarakat pun juga jarang sekali yang menggunakannya. Istilah-istilah penunjuk ukuran dan satuan yang memiliki persentase penggunaan kurang dari 50%, antara lain poros, mata, grigih, gedheng, muk, beruk, keris, pangadeg, janjang, (e)las, tampang, bungkul, bojog, dhapuran, gada, gagrag, wawar, ajar, gendhok, lining, deleg, candhik, ontong, rongge, uyun, jamang, kakab, wuli, sele, bata, kedhok, ru, bau, prowolon, clebek, lupit, kesuk, dan bedhug.
Nah... untuk selanjutnya silakan DOWNLOAD.