Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk dan Jagat Kelir
Thursday, January 12, 2017
Edit
/1/
“Dukuh Paruk sepanjang zaman
mengajarkan, kehidupan adalah pakem; manusia tinggal menjadi
pelaku-pelaku yang bermain atas kehendak dalang” (Lintang Kemukus Dini Hari,
1985:76).
Itulah
salah satu ungkapan yang memaksa kita masuk ke dalam jagat kelir (dunia
wayang) ketika membaca tiga novel (trilogi) karya Ahmad Tohari: Ronggeng
Dukuh Paruk (1982, cetak ulang 1986), Lintang Kemukus Dini Hari
(1985), dan Jantera Bianglala (1986). Memang, jika
dicermati, di sepanjang sejarah perjalanan hidupnya, tokoh-tokoh di dalam Trilogi
Ronggeng Dukuh Paruk (TRDP) tidak kuasa bertindak apa pun kecuali atas
kehendak sang juru kisah; mereka tidak dapat berbuat lain kecuali harus begitu.
Ini tidak berbeda dengan wayang di tangan sang dalang (sesuai pakem)
atau manusia di tangan Sang Pencipta (Tuhan). Kalau demikian, dapat dikatakan
bahwa .... Silakan DOWNLOAD.