-->

Proses Kreatif Penulisan Feature

        Feature adalah karangan lengkap nonfiksi (bukan berita) dalam media massa yang tidak tentu panjangnya, dipaparkan secara hidup sebagai pengungkapan daya kreativitas, kadang-kadang dengan sentuhan subjektivitas penulis terha-dap peristiwa, situasi, aspek kehidupan, dengan tekanan pada daya pikat menusiawi (human interest) untuk menca-pai tujuan memberi informasi, menghibur, mendidik, dan meyakinkan pembaca.

Teknik Penulisan Feature
1.      Gaya Tuturan Cerita
Kalau penulisan berita (harus taat asas pada aturan 5W + 1H dalam teras berita atau lead), penulisan feature tidak demikian. Penulis feature dapat bertindak bebas, dapat menulis seperti menulis cerita, yang terpenting feature yang ditulis menarik perhatian dan memberikan sesuatu (nilai lebih) pada pembaca. Penulis feature adalah penutur cerita yang mampu menggunakan imajinasi dan kreativitasnya untuk membangkitkan rasa ingin tahu pembaca, untuk mencengangkan, untuk menjawab keragu-raguan, atau untuk membuat pembaca haru, tertawa, bahkan menangis.

2.      Sebelum Menulis
      Sebelum menulis, penulis feature hendaknya mem-perhatikan keadaan sekeliling (di mana dan kapan pun), mengetahui apakah ada sesuatu yang lain, yang lucu, yang unik, yang tidak biasa, yang dramatis, yang layak diketahui pembaca. Salah satu cara untuk memperoleh bahan ka-rangan, selain observasi langsung, bisa dilakukan dengan wawancara (wawancara pribadi, wawancara berita, wawan-cara jalanan, wawancara telepon, wawancara tertulis, dll).
Langkah-langkah penting dalam berwawancara: (1) memperkenalkan diri, menjelaskan maksud wawancara, (2) mengetahui kegemaran/hobi untuk memulai pembicaraan menuju wawancara, (3) tidak berdebat, tetapi berusaha memperoleh informasi, (4) mencatat dengan cermat nama, jabatan, atribut, dan pernyataan-pernyataannya, (5) cepat menyesuaikan diri terhadap situasi baru yang berkembang jika yang terjadi lain dari rencana semula, misalnya cepat menyusun pertanyaan baru di luar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya, (6) menyatakan terima kasih, mena-nyakan apakah ada pesan, tambahan, dll, dan (7) kalau perlu membacakan hasil wawancara dan meminta paraf perse-tujuan, lebih-lebih jika itu menyangkut masalah yang peka yang akan berdampak luas jika diterbitkan.
Dalam wawancara, jangan lupa melontarkan perta-nyaan peluru yang jawabannya mungkin sangat berguna bagi lead berita atau penutup feature.
Setelah bahan memadai, langkah berikutnya meru-muskan kalimat tema (pokok tuturan) sekaligus angle-(segi, sudut pandang)-nya dan ini yang membatasi dan mengen-dalikan tulisan agar tidak terlalu luas atau terlalu sempit. Misalnya: perawat (terlalu luas), sedangkan perasaan pera-wat gadis di rumah sakit bersalin (lebih pas). Dan ka-rangan sudah baik jika memenuhi syarat kesatuan, rincian, keaslian.

3.      Saat Mulai Menulis
Saat inilah yang paling sulit. Bahan sudah terkum-pul, kalimat tema sudah dirumuskan, tetapi terkadang sangat sulit menulis paragraf awal (teras) yang mampu menarik perhatian pembaca. Sebab, teras haruslah mampu membang-kitkan minat, perhatian, dan rasa ingin tahu pembaca, yang ditulis secara ringkas. Setelah teras berhasil dirumuskan dan ditulis, disusul tubuh karangan yang berupa rincian yang dituturkan mengikuti alur aturan tuturan yang tertib, masuk akal, dengan gaya cerita menurut selera (piramida terbalik, kronologis, dll), barulah ditutup dengan penutup yang juga harus menarik.

Judul (Title) Feature

·         Harus menggugah perhatian.
·         Harus kreatif, original.

Teras Feature
·         Teras (sebagai jiwa-raga karangan) terwujud dalam paragraf pertama. Paragraf pertama ini mengemban fungsi sebagai gagasan sentral. Fungsi gagasan sentral adalah untuk mengendalikan isi tulisan dan mewajibkan penulis membatasi tulisannya.
·         Harus menarik perhatian. Beberapa unsur yang menarik perhatian dan diinginkan pembaca biasanya berkaitan dengan kebaruan, kedekatan, cuatan, keanehan, dll.
·         Bentuk teras ada bermacam-macam, misalnya ringkasan, narasi, deskripsi, kutipan, pertanyaan, sapaan akrab, dll.

Tubuh Feature
·         Kalau teras diibaratkan sebagai jiwa-raga karangan, tubuh diibaratkan “stelan baju dan aksesori” yang memantulkan keadaan sang jiwa-raga. Stelan harus pas dengan raga, warna disesuaikan dengan keadaan jiwa. Pas dengan raga dan sesuai dengan jiwa berarti hubungan antara teras dan tubuh ibarat rupa dan bayang-bayang. Jelasnya, setelah teras dirumuskan sesuai dengan pokok cerita/tema yang diinginkan, tubuh ditulis sejalan dengan arahan yang tersirat dalam teras. Setiap keterangan/informasi mengenai pokok cerita ditulis seperti menyusun batu bata menjadi tembok.
·         Beberapa pola paragraf yang dapat digunakan untuk menjaga ketertiban susunan karangan adalah tematik (setiap paragraf memberikan penegasan kembali kepada apa yang telah diutarakan dalam teras), spiral (setiap paragraf merinci apa yang ditulis dalam paragraf sebe-lumnya, ibarat spiral menggulir ke bawah), dan blok (setiap paragraf berisi bahan yang seolah berdiri sendiri, tetapi akhirnya menyulam satu cerita yang bulat).
·         Pola rinciannya ada dua, yakni kronologis (alamiah, berdasarkan urutan ruang dan waktu) dan logis (dari yang kurang penting ke yang terpenting, dari yang umum ke khusus, atau sebaliknya). Dalam hal ini ungkapan “peralihan” menjadi kunci perekat hubungan antarparagraf.

Penutup Feature
            Setidaknya ada empat jenis penutup, yakni ring-kasan (mengacu kembali ke teras), klimaks (menimbulkan kejutan, kenangan, kengerian, dll), tanpa akhir (menga-jukan pertanyaan tanpa jawaban), dan penyengat (pernya-taan yang di luar dugaan pembaca).

Purnatulis
            Setelah feature selesai ditulis, penulis harus menge-cek kembali dengan beberapa pertanyaan berikut.
·         Apakah peristiwa, pendapat, dan masalah itu menarik untuk dibaca?
·         Apakah karangan sudah terfokus pada pokok tulisan dan tidak menyimpang jauh?
·         Apakah aturan 5W + 1H sudah terpenuhi?
·         Apakah penulisan nama orang, jabatan, kedudukan, dll sudah tepat?
·         Apakah rincian sudah memadai?
·         Apakah kata-kata yang digunakan mudah dipahami?
·         Apakah ungkapan mampu memberikan sentuhan emo-sional?
·         Apakah fakta akurat?
·         Apakah contoh yang diberikan konkret?
·         Apakah daya pikat sudah diberi tekanan?
·         Apakah teras, peralihan, tubuh, dan penutup sudah terstruktur dengan baik?

Catatan: tulisan ini disarikan dari berbagai buku sumber.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

TULISAN TERPOPULER

CARI JUGA DI LABEL BAWAH INI

Antologi Cerpen (59) Antologi Esai (53) Penelitian/Kajian Sastra (43) Antologi Puisi (40) Cerita Anak (25) Penelitian/Kajian Bahasa (25) Sastra Jawa Modern (20) Sastra Indonesia-Jogja (14) Antologi Drama (13) Budi Darma (13) Ulasan Buku (13) Kritik Sastra (12) Proses Kreatif (12) Esai/Kritik Sastra (11) Pembelajaran Sastra (11) Kamus (10) Pedoman (10) Prosiding Seminar Ilmiah (9) Antologi Features (8) Cerita Rakyat (8) Mohammad Diponegoro (8) Jurnal (7) Membaca Sastra (7) Religiusitas Sastra (7) UU Bahasa (7) Artikel Jurnal Internasional (6) Antologi Artikel (5) Bahan Ajar (5) Kongres Bahasa (5) Nilai-Nilai Budaya (5) Bahasa/Sastra Daerah (4) R. Intojo (4) Seri Penyuluhan Bahasa (4) Sistem Kepengarangan (4) Telaah Dialogis Bakhtin (4) Ahmad Tohari (3) Antologi Biografi (3) Antologi Dongeng (3) Danarto (3) Ensiklopedia (3) Gus Tf Sakai (3) Konsep Nrimo dan Pasrah (3) Korrie Layun Rampan (3) Pascakolonial (3) Penghargaan Sastra (3) AA Navis (2) Antologi Macapat (2) Artikel Jurnal (2) Dinamika Sastra (2) Festival Kesenian (FKY) (2) Film/Televisi Indonesia (2) Glosarium (2) Kuntowijoyo (2) Majalah Remaja (2) Novel Polifonik (2) Pemasyarakatan Sastra (2) Sastra Jawa Pra-Merdeka (2) Seno Gumira Adjidarma (2) Telaah Intertekstual (2) Umar Kayam (2) Abstrak Penelitian (1) Arttikel Jurnal (1) BIPA (1) Bahan Ajar BIPA (1) Budaya Literasi (1) Cermin Sastra (1) Ejaan Bahasa Jawa (1) Etika Jawa (1) FBMM (1) Gerson Poyk (1) Herry Lamongan (1) Iblis (1) Iwan Simatupang (1) Jajak MD (1) Jaring Komunikasi Sastra (1) Kaidah Estetika Sastra (1) Karier Tirto Suwondo (1) Karya Tonggak (1) Kebijakan (1) Motinggo Busye (1) Muhammad Ali (1) Muryalelana (1) Novel (1) Olenka; Budi Darma; Bakhtin (1) Posisi Teks Sastra (1) Puisi Tegalan (1) Putu Wijaya (1) Salah Asuhan (1) Sastra Balai Pustaka (1) Sastra Non-Balai Pustaka (1) Sastra dan Ekonomi Kreatif (1) Sastra dan Imajinasi (1) Sastra dan ORBA (1) Sastra dlm Gadjah Mada (1) Sejarah Sastra (1) Studi Ilmiah Sastra (1) Studi Sastra (1) Syamsuddin As-Sumatrani (1) Teater Modern (1) Telaah Model AJ Greimas (1) Telaah Model Levi-Strauss (1) Telaah Model Roland Barthes (1) Telaah Model Todorov (1) Telaah Model V Propp (1) Telaah Pragmatik (1) Telaah Sosiologis (1) Telaah Stilistika (1) Teori Sastra (1) Teori Takmilah (1) Turiyo Ragil Putra (1)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel